Bagaimana kabarmu hari ini? Sedang sibuk, lagi sedih, galau, capek, atau bosan menunggu tanggal merah yang tak kunjung datang? He he he, jika demikian kondisinya, kamu memang pantas untuk santai sejenak, biarkan tubuhmu rileks dan segarkan pikiranmu dengan bacaan yang ringan juga lucu. Bicara tentang lucu, ada komik-komik lucu legendaris yang pernah hinggap di etalase toko buku negeri ini, lho! Bagi para penggemar manga tahun 90-an mungkin mengenalnya. Yup, komik Jepang lucu ini muncul sekitar 20-an tahun yang lalu. Bahkan lebih! Wow, jadul juga, ya? Eits, biar komiknya sudah lama alias jadul, tapi manga super kocak tersebut memiliki lelucon khas yang belum tentu dimiliki cerita komik masa kini lho.
Pada beberapa situasi dalam serial manga lucu tersebut memuat cerita lucu humor khas Jepang, yang mungkin sulit dipahami oleh selain orang Jepang. Namun melalui proses penyesuaian dilengkapi dengan footnote, para pembaca masih bisa tertawa dan terhibur, termasuk para pembaca di Indonesia. Oke, sekarang waktunya jalan-jalan ke masa lalu menyimak 3 komik-komik Jepang yang sangat layak menjadi bagian dari koleksi komikmu, mereka adalah:
1. Pank Ponk
Komik lucu ini bercerita tentang seekor kelinci gendut maniak wortel bernama Pank Ponk. Saking gendutnya, orang-orang sering salah menduga bahwa Pank Ponk adalah babi, bukan kelinci. Ya iyalah, kalo badan kelinci dan pemiliknya sama besar, lebih mirip babi itu, ha ha ha! Bonny (siswi sekolah dasar yang suka berantem dan makan snack) yang memelihara Pank Ponk, lebih sering memperlakukannya sebagai budak dibanding sebagai peliharaan. Walau begitu, Bonny dan Pank Ponk menjalani hari-hari mereka dengan riang gembira.
Pank Ponk adalah serial komik Jepang lucu yang diperuntukkan bagi pembaca anak-anak. Karya mangaka bernama Haruko Tachiiri ini diterbitkan pertama kali pada tahun 1976 dan pernah memenangkan penghargaan Shogakukan Manga Award untuk kategori anak-anak pada tahun 1984. Serial kocak ini berakhir pada tahun 1991.
Total seluruh komik Pank Ponk yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo pada tahun 90-an berjumlah 6 edisi, dengan satu cerita bisa 4 sampai 5 halaman. Padahal edisi aslinya yang berbahasa Jepang dikabarkan telah terbit sebanyak 12 edisi. Selanjutnya, terdapat dua seri sekuelnya berjudul Panku Ponkuserekushon dan dua edisi Pank Ponk versi berwarna, tapi lagi-lagi tidak diterbitkan di Indonesia.
Belakangan, manga Pank Ponk diterbitkan ulang oleh Elex Media Komputindo. Jadi kalau mau berburu kisah kelinci mirip babi ini, sekarang tidak akan terlalu sulit.
2. Kobo Chan
Manga ini bercerita tentang keseharian seorang anak laki-laki berusia 5 tahun, Kobo Tabata yang sangat takut pergi ke dokter gigi dan THT. Kobo yang tinggal bersama orang-orang dewasa, menjadi dipanggil –chan oleh mereka. Panggilan -chan adalah kata dalam bahasa Jepang untuk menunjukkan kesayangan atau untuk memanggil yang lebih muda.
Kobo tinggal di Tokyo, di sebuah rumah sederhana bersama ibunya (Sanae Tabata, seorang ibu rumah tangga), ayahnya (Koji Tabata, seorang karyawan kantor), kakek (Yamakawa Iwao, yang suka memanjakan Kobo, keras kepala dan gengsian), nenek (Yamakawa Mine, yang hobi membuat asinan), paman (Takeo, seorang guru SMA yang bertubuh gemuk), bibi (Sakiko, istri Takeo yang juga guru SMA), adik (Miho, yang suka menjilat apa saja dan baru muncul pada edisi ke-20) dan dua hewan peliharaannya, seekor kucing dan seekor anjing. Ramai sekali, ya?
Di situlah letak kelucuan manga ini, keramaiannya. Kobo Chan bercerita tentang kondisi keluarga yang akrab dan hangat, namun bukan tanpa konflik. Dengan banyak karakter yang berada dalam satu rumah, perbedaan kebiasaan, selera, makanan kesukaan, sifat dan sebagainya, dapat melahirkan kesalahpahaman dalam keseharian. Membaca Kobo Chan dapat membuat pembacanya menertawakan keseharian diri sendiri, yang kadang tersulut emosi hanya karena hal-hal kecil, semata karena mengedepankan ego pribadi. Kobo Chan adalah potret kehidupan sehari-hari kebanyakan orang.
Manga yang dibuat oleh Masashi Ueda ini dipublikasikan pertama kali oleh koran Yomiuri Shimbun, April 1982. Komik Jepang ini diterbitkan di Indonesia pada tahun 90-an oleh Elex Media Komputindo.
3. Obake no Q-Taro
Komik lucu yang satu ini menceritakan tentang Q-Taro, hantu yang nakal, mampu terbang sambil menakuti orang lain, suka mencuri makanan, namun sangat takut pada anjing. Sebenarnya dalam cerita rakyat Jepang, obake atau bakemono lebih tepat disebut siluman daripada hantu, karena dapat berubah bentuk. Namun hal ini tidak dapat dilakukan oleh Q-Taro, jadi walaupun obake, Q-Taro lebih tepat disebut hantu.
Q-Taro tinggal bersama keluarga Ohara dan sehari-hari berteman dengan Shota, putra bungsu keluarga Ohara. Serial ini bercerita seputar tingkah laku jenaka dari Q-Taro dan teman-teman obakenya di dunia manusia.
Komik lucu karya Fujiko Fujio (Fujiko F. Fujio dan Fujiko Fujio A.) yang terbit pada tahun 1964 – 1966 ini kemudian dikerjakan sendiri oleh Fujiko F. Fujio sejak tahun 1971 – 1974. Serial ini pertama kali dipublikasikan oleh majalah Shogakukan dan diterbitkan di Indonesia pada akhir 90-an oleh Elex Media Komputindo.
Ketiga komik lucu tersebut layak untuk diburu, buat kamu yang belum membacanya. Bayangkan, komik – komik bekasnya pun bisa berharga sangat mahal. Untuk satu set lengkap berisi 6 edisi manga Pank Ponk cetakan pertama saja bisa dibanderol hingga Rp 1.200.000 lho! Padahal itu edisi terjemahan Elex, bayangkan bila edisi asli Jepang. Wow!
Tapi buat kamu yang baru ngeh dengan komik-komik lucu di atas, sebagian sudah dicetak ulang di Indonesia, jadi dapat diburu di etalase toko buku langgananmu. Atau kalau kamu harus hunting edisi cetak ulangnya di pasar komik bekas, harganya tidak akan sampai jutaan. Selamat berburu!